Follow me on mw twitter....

Jumat, 12 Agustus 2011

Ujian Prostodonsi FKG Unhas...

Akhirnya stelah terkatung2, terseok2 dan terpantul2 kurang lebih 1 mgg lamanya, ikut juga sy ujian prostodonsi bersama dengan 15 orang lainnya...
Berlokasi di bagian prostodonsi, jam di dinding dmana jarum pendek menunjukkan angka 2 dan jarum panjang menunjukkan angka 12, kami ber-15 dipanggil utk masuk ke dalam ruangan dosen..
stelah itu kami pun mengambil tempat yg telah disediakan..
kurang lebih 3 jam sy kerjakan soal yg dibagikan oleh dosen... Alhamdulillah jawaban yang sy isi di selembar kertas putih lumayan bagus.. dan sy yakin dengan apa yang sy tulis hehehe...
stelah slesai ujian, kami pun ngabuburit di sekretariat DMP FKG unhas... dengan paket buka puasa yg sdh kami sediakan...
betapa indahnya hari itu..
mudah2an kedepannya tetap indah seperti ini... aminnn....

Minggu, 07 Agustus 2011

belajar slalu...

aku belajar diam, dari banyak bicara
aku belajar sabar, dari sebuah kemarahan
aku belajar mengalah, dari sebuah keegoisan
aku belajar bahagia, dari sebuah kesedihan
aku belajar tegar, dari sebuah kehilangan

Orang yang paling bahagia, tidak selalu memiliki sesuatu yang terbaik...
Tetapi hanya berusaha menjadikan setiap apapun yang hadir dalam hidupnya, adalah yang terbaik...

Rabu, 03 Agustus 2011

berkah puasa...

duh... katanya puasa itu menahan lapar, dan amarah.. tapi ada juga orang biar puasa2 gini doyanx marah2 melulu... nda capek apa??? jadi bingung juga...

sabar.... sabar.... jangan ikut terpancing marah...

untung saja dibalik itu semua ada juga hikmah yang bisa dipetik... kasusku slesai smuax.. hehehe...
siap2 untuk ujian tanggal 12 agustus 2011...
tetap semangad saja kawan....

Jumat, 22 Juli 2011

Guideline on Pediatric Restorative Dentistry

GARIS – GARIS BESAR DALAM RESTORASI KEDOKTERAN GIGI ANAK

Tujuan
Akademi Kedokteran Gigi Anak Amerika (AAPD) mengeluarkan garis – garis besar ini untuk menuntun para praktisi dalam perawatan restorasi pada bayi, anak-anak, dan orang dengan kebutuhan perawatan kesehatan khusus. Tujuan perawatan restorative adalah untuk memperbaiki atau membatasi kerusakan karena karies, melindungi dan memelihara struktur gigi, mengembalikan fungsi adekuat, mengembalikan estetik (bila dapat dipakai), dan memudahkan dalam perawatan hygiene oral. Jika mungkin vitalitas pulpa juga dipertahankan.

Metode
AAPD mengadakan konferensi konsensus restorative pediatric kedokteran gigi pada april 2002. Pernyataan consensus dihasilkan dari ulasan literature ahli dan presentasi makalah berbasis ilmu pengetahuan. Hasil konferensi, ulasan literature terkini, pencarian di MEDLINE menggunakan istilah “amalgam gigi”, “komposit gigi”, “mahkota besi stainless”, “semen glass ionomer”, dan “sealant gigi”, dan opini para ahli digunakan untuk meninjau kembali garis pedoman ini.

Latar belakang
Perawatan restorasi berdasarkan pada hasil pemeriksaan klinis yang tepat dan idealnya merupakan bagian dari rensana perawatan yang komprehensif. Rencana perawatan harus mengambil beberapa pertimbangan :
1. Status perkembangan gigi geligi
2. Penilaian resiko karies
3. Oral hygiene pasien
4. Antisipasi keinginan orangtua dan kemungkinan panggilan kembali
5. Kemampuan kooperatif pasien terhadap perawatan
Rencana perawatan restorative harus dipersiapkan sehubungan dengan program-preventif individual.
Resiko karies pada anak lebih besar untuk orang miskin, pedesaan, atau minoritas yang memiliki akses perawatan terbatas. Faktor resiko tinggi karies termasuk permukaan rusak/hilang/ditambal lebih tinggi pada usia anak, banyak lesi spot putih, mutan streptococci dalam tingkat tinggi, status social ekonomi rendah, tingkat karies tinggi pada saudara kandung/orangtua, makanan dengan kandungan gula yang tinggi, dan/atau adanya alat-alat pada gigi. Beberapa studi telah melaporkan bahwa karies anterior maksila mempunyai hubungan langsung dengan karies pada molar susu, dan karies gigi geligi susu dapat memprediksi karies pada gigi geligi permanent.
Restorasi gigi susu berbeda dari restorasi gigi permanent, karena perbedaan beberapa bagian morfologi gigi. Diameter mesiodistal mahkota molar susu lebih besar dari dimensi serviko-oklusal. Permukaan bukal dan lingual bertemu di oklusal. Enamel dan dentin lebih tipis. Bentuk enamel servikal menuju oklusal landai, berakhir dengan tiba-tiba dibagian leher dan tidak terorientasi di gingival, makin lama akan semakin tipis seperti pada gigi permanent.
Ruang pulpa gigi susu secara proporsional lebih besar dan lebih dekat ke permukaan. Daerah kontak gigi susu lebar dan datar disbanding pada gigi permanent dengan titik kontak sirkuler yang sempit dan jelas. Puncak mahkota gigi susu yang lebih pendek juga mempengaruhi kemampuan gigi untuk mendukung dan menahan restorasi intrakorona secara adekuat.
Gigi permanent muda juga mempunyai karakteristik yang perlu dipertimbangkan dalam prosedur restorative, misalnya ruang pulpa yang besar dan daerah kontak yang lebar yang mirip gigi susu.
Preparasi gigi harus menghilangkan karies atau struktur gigi yang tidak berkembang baik untuk menyediakan outline yang tepat, resisten, retensi dan bentuk yang nyaman yang sesuai dengan material restorasi yang digunakan. Isolasi rubber-dam harus dilakukan jika mungkin selama preparasi dan penempatan bahan restorasi.
Sesuai dengan semua pedoman, akan ada pengecualian rekomendasi dengan berdasarkan penemuan klinis individual. Misalnya, mahkota besi stainless (SSCs) direkomendasikan untuk gigi yang menerima terapi pulpa. Namun, restorasi resin atau amalgam dapat digunakan pada gigi dengan akses pulpa konservatif, Dinding lateral sehat, dan eksfoliasi kurang dari 2 tahun. Seperti, restorasi konservatif Klas II untuk gigi susu dapat diperluas untuk menambahkan daerah permukaan bila gigi diramalkan akan eksfoliasi dalam 1 hingga 2 tahun.

Rekomendasi
Adhesif Dentin / enamel
Adhesif dentid / enamel membolehkan bonding komposit berbasis resin dan kompomer pada gigi susu dan permanent. Adhesif telah dikembangkan dengan melaporkan kekuatan ikatan dentin yang melebihi enamel. Studi in vitro telah memperlihatkan kekuatan ikatan dentin dan enamel serupa pada gigi susu dan permanent. Adhesif yang baik membolehkan lebih banyak preparasi konservatif bila menggunakan bahan restorasi komposit.
Sistem adhesive sekarang mengikuti teknik “total-etc” atau “self-etch”. Etch total menggunakan 3 langkah. Melibatkan penggunaan etchant untuk menyiapkan enamel saat pembukaan tubulus dentin, menghilangkan lapisan lengket, dan dekalsifikasi dentin. Setelah membersihkan etchant, aplikasi cat dasar untuk penetrasi dentin, persiapan untuk agen bonding. Enamel dapat dikeringkan sebelum menempatkan cat dasar, tapi dentin harus tetap basah. Agen bonding lalu diaplikasikan pada dentin. Sistem adhesive yang mudah yang mengkombinasikan cat dasar dan adhesive telah tersedia. Karena system adhesive memerlukan banyak langkah, kesalahan dalam langkah manapun dapat mempengaruhi kesuksesan klinis. Perhatian pda teknik yang tepat untuk system adhesive tertentu sangat penting demi keberhasilan.
Rekomendasi:
Literatur dental mendukung penggunaan adhesive bonding, saat digunakan sesuai dengan petunjuk pabrik yang sesuai dengan tiap produk, akan efektif pada gigi susu dan permanent dalam meningkatkan retensi restorasi, meminimalkan kebocoran mikro dan menurunkan sensitivitas.

Sealan pit dan fisur
Sealan telah dijelaskan sebagai material yang ditempatkan dalam pit dan fisur gigi yang diduga karies yang mengikat secara mikro mekanis pada gigi untuk mencegah akses bakteri kariogenik ke sumber nutrisinya.
Jumlah karies pit dan fisur dari semua karies pada gigi permanent kira-kira 80-90% dan 44% pada gigi susu. Sealan menurunkan resiko karies pada pit dan fisur yang dicurigai. Penempatan sealan berbasi resin pada anak-anak dan remaja memperlihatkan penurunan insiden karies 86% setelah 1 tahun dan 58% setalh 4 tahun. Sebelum sealant ditempatkan, resiko karies gigi harus ditentukan. Setiap gigi susu dan permanent yang dicurigai akan mendapat manfaat dari aplikasi sealant. Evaluasi terbaik resiko karies dilakukan klinisi berpengalaman menggunakan indicator morfologi gigi, diagnosa klinis, riwayat karies, riwayat fluoride, dan oral hygiene. Penempatan sealant pada gigi dengan resiko karies tinggi akan memberi manfaat yang sangat baik. Pit dan fisur resiko tinggi harus di tutup secepatnya. Pit dan fisur resiko rendah bisa tidak ditutup. Namun, resiko karies dapat meningkat seiring perubahan kebiasaan pasien, mikroflora rongga mulut, atau kondisi fisik dan gigi yang tidak ditutup mungkin bisa dapat manfaat melalui aplikasi sealant.
Diagnosa dan monitoring yang tepat, sealant dapat ditempatkan pada gigi yang menunjukkan karies pit dan fisur yang baru jadi, Studi telah memperlihatkan bahwa karies yang tertahan dan eliminasi organisme aktif dibawah sealant atau restorasi dengan tepi tertutup. Survei memperlihatkan bahwa dokter gigi anak kadang menggabungkan enameloplasty dengan teknik sealant. Studi in vitro telah memperlihatkan enameloplasty mampu meningkatkan retensi sealant. Namun, studi klinis jangka pendek menunjukkan enameloplasty sama tapi tidak lebih baik dibanding penempatan sealant tanpa enameloplasty.
Isolasi adalah factor kunci keberhasilan klinis sealan. Kontaminasi saliva menyebabkan menurunnya kekuatan ikatan sealant ke enamel. Studi in vitro dan in vivo melaporkan bahwa penggunaan agen bonding dapat meningkatkan kekuatan ikatan dan meminimalkan kebocoran mikro. Aplikasi fluoride secepatnya.sebelum etsa untuk penempatan sealant tampaknya tidak mempengaruhi kekuatan ikatan.
Sealant harus ditahan pada gigi dan sebaiknya diawasi agar lebih efektif. Studi telah menunjukkan sealant glass ionomer memiliki tingkat retensi yang buruk. Studi menggabungkan perawatan dan penutupan kembali memperlihatkan level keberhasilan sealant 80% hingga 90% setelah 10 tahun atau lebih.

Rekomendasi:
1. Sealant sebaiknya ditempatkan dalam pit dan fisur gigi berdasar resiko karies pasien, bukan usia pasien atau waktu sejak gigi erupsi.
2. Sealant sebaiknya ditempatkan pada permukaan yang dianggap resiko tinggi atau permukaan yang telah memperlihatkan lesi karies baru untuk menghambat proses lesi. Tindakan lanjutan, seperti pada semua perawatan gigi sangat disarankan.
3. Metode penempatan sealant sebaiknya memasukkan pembersihan pit dan fisur dengan hati-hati tanpa menghilangkan banyak enamel. Beberapa situasi bias mengindikasikan penggunaan teknik enameloplasty minimal.
4. Lapisan bonding bahan hidrofilik viskositas-rendah, sebagai bagian atau dibawah sealant, sangat disarankan demi retensi jangka panjang dan efektivitas.
5. Material glass ionomer dapat digunakan sebagai sealant transisi.

Semen glass ionomer
Glass ionomer telah digunakan sebagai semen restorative, base/penggaris kavitas, dan semen luting. Awalnya glass ionomer sulit digunakan, karena resisten yang buruk dan rapuh. Kemajuan dari formula glass ionomer membawa pada property yang lebih baik, termasuk pembentukan resin glass ionomer-modifikasi. Produk ini menunjukkan peningkatan dalam karakteristik penanganan, menurunnya setting time, meningkatkan kekuatan dan meningkatkan daya tahan pakai. Glass ionomer memiliki beberapa kandungan yang membuatnya baik digunakan pada anak-anak:
1. Ikatan kimua terhadap enamel dan dentin
2. Ekspansi termal serupa struktur gigi
3. Biokompatibilitas
4. Ringan dan melepas fluoride
5. Menurunkan sensitivitas bila dibandingkan dengan resin
Glass ionomer hidrofilik dan lembab, tidak basah, lingkungan sedangkan resin dan adhesive sangat terpengaruh bila ada air. Karena kemampuannya melekat, menutup dan melindungi, glass ionomer kadang digunakan sebagai bahan pengganti dentin. Glass ionomer memiliki koefisien ekspansi termal serupa dentin.
Glass ionomer modifikasi resin telah meningkatkan daya tahan pakai glass ionomer yang asli dan merupakan restorasi yang tepat untuk gigi susu. Pada gigi permanent, komposit berbasis resin memerlukan estetik yang lebih baik dan daya tahan pakai yang lebih dari glass ionomer. Glass ionomer dan “teknik sandwich” resin dikembangkan dengan berdasar pada kandungan fisik terbaik untuk tiap komponennya. Glass ionomer digunakan untuk sebagai pengganti dentin karena kemampuannya untuk menutup dan melekat saat dilapisi dengan resin permukaan karena daya tahan pakai dan estetik yang lebih baik.
Fluoride dilepaskan dari glass ionomer dan diterima oleh sekeliling enamel dan dentin, menghasilkan gigi yang lebih tahan terhadap serangan asam. Studi telah memperlihatkan bahwa pelepasan fluoride dapat bertahan setidaknya 5 tahun. Glass ionomer dapat bertindak sebagai reservoir/gudang fluoride, sama halnya pasta gigi, obat kumur, dan aplikasi fluoride topical. Perlidungan fluoride ini berguna pada pasien resiko tinggi karies, membawa pada penggunaan glass ionomer sebagai semen luting untuk SSCs, space maintainer dan pita ortodontik.
Aplikasi lain glass ionomer dimana pelepasan fluoride memiliki keuntungan untuk restorasi terapetik sementara (ITR) dan teknik restorasi alternative (atraumatik) (ART). Prosedur ini memiliki teknik yang serupa namun tujuan terapetik yang berbeda. ITR bias digunakan untuk pasien dengan usia yang sangat muda, pasien yang tidak kooperatif, atau pasien dengan kebutuhan perawatan khusus dimana prepasasi kavitas konvensional tradisional sulit dilakukan atau harus ditunda. Selain itu, ITR dapat digunakan untuk control karies pada anak-anak dengan lesi karies terbuka yang banyak, sebelum restorasi pasti pada gigi. ART disahkan oleh organisasi kesehatan dunia (WHO) dan asosiasi internasional untuk penelitian dibidang dental, ditujukan untuk memugar dan melindungi gigi pada populasi yang hanya memiliki sedikit akses ke perawatan gigi tradisional dan berfungsi utama sebagai perawatan pasti.
Prosedur ini melibatkan pembuangan jaringan lunak gigi menggunakan instrument tangan atau instrument putar kecepatan-rendah dengan hati-hati untuk tidak membuka pulpa bila kariesnya dalam. Kebocoran restorasi dapat diminimalkan bila struktur gigi yang rusak dihilangkan dari perifer preparasi. Setelah preparasi, gigi di tambal dengan bahan retorasi adhesive, misalnya semen glass ionomer selp setting atau modifikasi resin. Telnik ini telah menunjukkan dapat menurunkan level bakteri rongga mulut (misalnya mutans streptococci, lactobacilli) dalam kavitas oral. Kesuksesan terbaik saat teknik ini diaplikasikan pada satu permukaan restorasi yang kecil. Preparasi kavitas yang tidak adekuat dengan kebocoran sesudahnya dan bagian yang tidak cukup dapat menyebabkan kegagalan.
Rekomendasi:
Glass ionomer dapat direkomendasikan sebagai :
1. semen luting,
2. dasar dan garis kavitas,
3. Restorasi klas I, II, II, dan V pada gigi susu,
4. Restorasi klas III dan IV pada gigi permanent pasien resiko tinggi atau gigi yang tidak bias diisolasi,
5. Kontrol karies dengan :
a. pasien resiko tinggi,
b. perbaikan restorasi,
c. ITR,
d. ART.

Komposit berbasis resin
Komposit berbasis resin merupakan bahan rsetoratif estetik yang digunakan untuk gigi posterior dan anterior. Ada berbagai produk resin dipasaran, masing-masing mempunyai kandungan fisik yang berbeda dan karakteristik penanganan sesuai komposisinya. Komposisi berbasis resin diklasifikasikan sesuai dengan ukuran pengisinya, karena ukuran pengisi mempengaruhi estetik/kemampuan polish, keda;aman polimerisasi, penyusutan polimerisasi dan kendungan fisik. Resin mikro-filled mempunyai ukuran pengisi kurang dari 0.1 mikron. Ukuran partikel mini-filled berkisar antara 0.1 hingga 1 mikron. Partikel resin ukuran sedang berkisar dari 1 hingga 10 mikron. Partikel makro-filled berkisar antara 10 sampai 100 mikron. Ukuran partikel pengisi yang lebih kecil menghasilkan kemampuan polish dan estetik yang lebih baik, sedangkan ukuran yang lebih besar mempunyai kekuatan. Resin hybrid dikombinasikan dengan campuran partikel berbagai ukuran untuk meningkatkan kekuatan dan menahan estetik. Aresin mengaliir memiliki presentasi pengisi volumetric disbanding resin hybrid. Partikel resin kecil, filled tinggi menunjukkan karakteristik pakai yang lebih baik.
Komposit berbasis resin membolehkan praktisi menjadi konservatif dalam preparasi gigi. Dengan karies pit dan fisur yang minimal, struktur karies gigi dapat dihilangkan dan ditambal untuk menghindari penghilangan struktur jaringan sehat tradisional “perluasan untuk perlindungan”. Teknik restorasi dengan penutupan preventif sisa gigi telah dijelaskan sebagai restorasi resin preventif.
Resin membutuhkan waktu yang lebih lama untuk penempatan dan teknik yang lebih sensitive dari amalgam. Dalam kasus dimana bisa dilakukan isolasi atau pasien kooperatif, komposit berbasis resin bisa jadi merupakan bahan restorative pilihan.
Rekomendasi:
Indikasi:
Komposit berbasis resin diindikasikan untuk:
1. Karies pit dan fisur klass I dimana restorasi resin preventif konservatif tepat untuk dilakukan,
2. Karies klass I yang meluas ke dentin,
3. Retsorasi klass II pada gigi susu yang tidak meluas diluar sudut garis proksimal,
4. Restorasi klass II pada gigi permanent yang meluas kira-kira satu tiga hingga satu setengah panjang intercuspal bukolingual gigi,
5. Restorasi klass III, IV, V gigi susu dan gpermanen.
Kontraindikasi :
Komposit berbasis resin bukan pilihan restorasi pada situasi seperti berikut:
1. Bila gigi tidak bisa diisolasi untuk kontrol kelembapan,
2. Individu yang membutuhkan retorasi permukaan multipel dan besar pada posterior gigi susu,
3. Pasien resiko tinggi yang memiliki karies multiple dan/atau gigi demineralisasi dan oral hygiene buruk.
Restorasi amalgam
Amalgam gigi telah digunakan untuk memugar gigi sejak 1880an. Kelebihan amalgam (misalnya mudah dimanipulasi, durasi, harga relative murah, sensitivitas teknik yang kurang disbanding material lainnya) sangat berperan pada popularitasnya. Warna bahan restorasi yang tidak estetik telah menyebabkan penurunan dalam penggunaannya.
Durabilitas restorasi amalgam telah ditunjukkan diberbagai studi. Studi restorasi yang tidak sempurna memperlihatkan adanya kesalahan operator yang memainkan peran signifikan pada durabilitas restorasi. Contohnya pada retorasi klas II dimana boks proksimal besar dan ismus intercusp tajam/sempit, restorasi ditekan dan dapat menyebabkan fraktur. Pada gigi susu, studi telah menunjukkan bahwa restorasi 3-permukaan-mesial-oklusal-distal (MOD) dapat digunakan tapi SSCs lebih tahan lama. Pada molar susu, usia pasien mempengaruhi ketahanan restorasi. Pada anak usia 4 atau lebih muda, SSCs memiliki tingkat kesuksesan dua kali dari amalgam.
Keputusan untuk menggunakan amalgam harus berdasarkan kebutuhan individu pasien. Restorasi amalgam kadang menghilangkan struktur gigi sehat demi pencapaian daya tahan dan retensi yang adekuat. Bahan restorasi resin dan glass ionomer mungkin merupakan pilihan yang lebih baik untuk restorasi konservatif, demi mempertahankan struktur gigi sehat. SSCs lebih direkomendasikan untuk gigi susu dengan pulpotomi. Amalgam klas I dapat digunakan bila dinding enamel dapat menahan tekanan oklusal dan gigi diramalkan akan eksfoliasi dalam 2 tahun. SSCs merupakan pilihan yang baik pada pasien dengan kondisi yang buruk dan kurang bisa untuk tindakan lanjutan jangka panjang.
Rekomendasi:
Amalgam gigi direkomendasikan untuk :
1. Restorasi klas I pada gigi susu dan permanent,
2. Restorasi klas II pada molar susu dimana preparasi tidak meluas diluar garis sudut proksimal,
3. Restorasi klas II pada premolar dan molar permanent,
4. Restorasi klas V pada gigi susu dan permanent posterior.


Restorasi mahkota besi stainless
Mahkota besi stainless adalah mahkota cetakan pabrik yang diadaptasikan di gigi dan disemen dengan agen luting biokompatibel. SSC sangat tahan lama, tidak mahal, membutuhkan sensitivitas teknik yang minimal saat penempatan, dan dapat menutupi keseluruhan korona.
SSCs diindikasikan untuk restorasi gigi susu dan permanent dengan karies, dekalsifikasi servikal, dan atau kerusakan perkembangan (misalnya hipoplasia, hipokalsifikasi), saat terjadi kegagalan perawatan dengan bahan restorasi lain (misalnya karies interproksimal meluas keluar garis sudut, pasien dengan bruksisme), setelah pulpotomi atau pulpektomi, untuk memugar gigi susu dan digunakan sebagai jembatan untuk space maintainer, atau untuk restorasi intermedua gigi fraktur.
Pada anak resiko tinggi karies, perawatan pasti gigi susu dengan SSCs lebih baik daripada restorasi intrakorona multi permukaan. Ulasan literature membandingkan SSCs dan amalgam klas II menyimpulkan bahwa, untuk restorasi multi permukaan gigi susu, SSCs lebih baik daripada amalgam. SSCs memiliki tingkat keberhasilan lebih tinggi disbanding amalgam pada usia dibawah 4 tahun.
Penggunaan SSCs harus dipertimbangkan pada pasien dengan peningkatan resiko karies sekaitan dengan umur, perilaku, dan riwayat kesehatan. Pasien ini kadang menerima perawatan dibawah pengaruh sedasi atau anestesi umum. Untuk pasien dengan masalah kesehatan yang tidak terkait usia, SSCs biasanya lebih tahan lama dan menurunkan penggunaan sedasi atau anestesi umum yang dapat meningkatkan biaya dan resiko.
SSCs dapat diindikasikan untuk memugar gigi anterior dalam kasus karies multi permukaan yang melibatkan ujung insisal, setelah terapi pulpa, bila ada hipoplasia, dan bila kurang control kelembapan. Bila dibutuhkan estetik, dapat diganti dengan komposit berbasis resin (teknik open-faced). Beberapa merk SSCs gigi susu telah tersedia dengan veneers warna-bentuk gigi. Veneer SSCs bisa lebih sulit diadaptasikan dan mudah fraktur atau hilangnya facing.
Rekomendasi:
1. Anak yang memperlihatkan karies gigi anterior resiko tinggi dan/atau karies molar dapat dirawat dengan SSCs untuk melindungi permukaan gigi beresiko.
2. Anak dengan lubang yang besar, lesi yang besar, atau lesi multi permukaan pada molar susu harus dirawat dengan SSCs.
3. Pertimbangan kuat harus dilakukan untuk penggunaan SSCs pada anak yang membutuhkan anestesi umum.

Restorasi veneer porselen atau resin labial
Restorasi veneer porselen atau resin adalah lapisan tipis bahan restorasi yang berikatan dengan seluruh fasial atau permukaan bukal gigi. Restorasi veneer diperhitungkan pada konservatif minimal, bila preparasi gigi diperlukan. Veneer porselen biasanya ditempatkan pada gigi permanent.
Rekomendasi:
Veneer dapat diidikasikan untuk restorasi gigi anterior dengan fraktur, kerusakan perkembangan, diskolorisasi intrinsic, dan/atau kondisi estetik lainnya.

Restorasi mahkota porselen-melebur-dengan-logam atau cetak penuh
Cetakan atau mahkota porselen-melebur-dengan-logam adalah restorasi cekat yang menggunakan logam untuk bentuk anatomi yang diinginkan atau substruktur logam dileburkan dengan veneer porselen keramik. Mahkota disementasikan dengan semen luting biokompatibel.
Rekomendasi:
Mahkota logam cetakan penuh atau mahkota porselen-melebur-dengan-logam dapat berguna pada gigi permanent yang telah erupsi sepenuhnya dan tepi gingival dewasa untuk :
1. Gigi yang memiliki kerusakan perkembangan, karies meluas atau kehilangan struktur akibat trauma, atau perawatan endodontik.
2. Sebagai jembatan pada protesa cekat.
3. Untuk restorasi implant satu gigi.

Restorasi prostetik cekat untuk gigi hilang
Restorasi prostetik cekat menggantikan 1 atau lebih gigi hilang pada gigi geligi susu, permanent atau transisi. Restorasi ini mendekati gigi asli, akar gigi, atau implant dan tidak dapat dipindahkan oleh pasien. Pertumbuhan harus dipertimbangkan saat menggunakan restorasi cekat dalam mengembangkan gigi geligi.
Rekomendasi:
Restorasi prostetik cekat untuk menggantikan 1 atau lebih gigi dapat diindikasikan untuk:
1. Mengembalikan estetik,
2. Mempertahankan ruang lengkung atau integritas dalam perkembangan gigi,
3. Menjaga atau mengkoreksi kebiasaan bernahaya atau
4. Mengembalikan fungsi.

Alat prostetik lepasan/removable
Alat prostetik removable diindikasikan untuk penggantian 1 atau lebih gigi pada lengkung gigi untuk menjaga efisiensi mastikasi, melindungi atau koreksi kebiasaan berbahaya atau kelainan pengucapan, menjaga ruang lengkung pada perkembangan gigi, atau obturasi congenital atau cacat struktur orofasial.
Rekomendasi:
Alat prostetik lepasan dapat diindikasikan pada gigi susu,bercampur atau permanent saat gigi hilang. Alat prostetik lepasan dapat digunakan untuk:
1. Mempertahankan ruang,
2. Obturasi congenital atau ada cacat,
3. Mengembalikan estetik atau fungsi oklusal atau
4. Memfasilitasi perkembangan bicara atau memberi makan bayi.