Perjalanan Hidup Penentu Kebutuhan Protesa Gigi Pada Usia 24 Tahun
Abstrak
studi ini bertujuan untuk menilai prevalensi penggunaan dan kebutuhan protesa gigi, use and need for dental protheses (UNDP) pada individu usia 24 dan penentu jalan-hidup mereka. Sampel representatif (n = 720) dari keseluruhan 5914 kelahiran di Pelotas pada 1982 diselidiki secara prospektif, dan UNDP dinilai pada 2006. Variabel yang diselidiki termasuk pola demografi dan sosio - ekonomi, kesehatan rongga mulut, dan pemanfaatan layanan gigi selama hidup. Prevalensi UNDP masing-masing adalah 2.1% dan 29.7%. Analisa regresi Poisson multivariabel menunjukkan bahwa status sosio - ekonomi rendah selama life-course [rasio prevalensi (PR) = 1.56 (95% CI : 1.08-2.26)], tingkat pendidikan ibu yang rendah pada masa kanak-kanak [PR 2.79 (1.34-5.79)], tidak adanya instruksi kesehatan rongga mulut oleh dokter gigi pada usia 15 [PR 1.64 (1.11-2.41)], dan kehadiran karies pada usia 15 (DMFT yang tinggi) [PR 2.90 (1.98-4.24)] dihubungkan dengan kebutuhan perawatan prostetik. Hasil ini mendukung hipotesis bahwa perjalanan-hidup sosio - ekonomi, perilaku dan penentu klinis dihubungkan dengan kebutuhan untuk protesa dental.
Kata kunci : epidemiologi, survei kesehatan rongga mulut, studi kohort, protesa dental.
Pendahuluan
Kehilangan gigi menurunkan fungsi mastikasi, membatasi nutrisi, mempengaruhi pembunyian, dan mengakibatkan merugikan estetik sehingga dapat berujung pada gangguan psikologi (Trulsson dkk 2002; Roumanas 2009). Hal ini memberikan konsekuensi pada kehidupan rutin manusia dan memberi kontribusi pada menurunnya kualitas hidup (Dolan dkk, 2001).
Prediksi utama dari kehilangan gigi adalah karies gigi dan penyakit periodontal (baelum dkk, 1997). Akan tetapi, faktor-faktor lain juga berhubungan dengan hasil ini, misalnya seperti usia lanjut, status sosio - ekonomi rendah, dan kesulitan untuk mengakses layanan kesehatan gigi (Haugejorden dkk, 2003; Susin, dkk 2005, 2006; Chatrchaiwiwatana, 2007; Turrel dkk 2007).
Walaupun telah banyak studi mengenai kehilangan gigi pada populasi dewasa atau lebih tua, terdapat kekurangan informasi pada dewasa muda. Karena kebutuhan perawatan dental utamanya ditentukan oleh kehilangan gigi yang dikarenakan karies gigi (Burt dkk, 1990), hal ini dipertimbangkan sebagai kondisi yang kronis. Desain studi observasional, seperti halnya kohort kelahiran prospektif, memungkinkan untuk mengumpulkan data yang terpercaya mengenai kejadian yang muncul seiring perjalanan hidup (Victoria dan Barros, 2006).
Studi ini memperkirakan mengenai penggunaan dan kebutuhan protesa gigi pada populasi dewasa muda dari Pelotas, RS, Brasil. Sebagai tambahan, hubungan antara protesa gigi dan faktor resiko yang mungkin selama perjalanan hidup juga diuji.
Material dan metode
Pelotas adalah kota berukuran sedang yang terletak pada daerah yang relatif subur pada bagian selatan Brasil. Ekonominya berdasar pada industri layanan dan makanan (IBGE, 2004). Pada tahun 1982, semua bayi yang lahir pada tiga rumah sakit ibu dan anak di dalam kota diidentifikasi, dan 5914 bayi lahir hidup dan ibunya ditimbang dan diukur; ibunya juga diwawancara. Populasi ini telah diikuti beberapa kali, dan informasi lebih lanjut tersedia ditempat lain (Victoria dan barros, 2006). Pada tahun 1997 (pada saat anak mencapai usia rata-rata 15 tahun), sampel sistematik dipilih dari 70 traktat (data) sensus (27% dari keseluruhan), dan setiap rumah tangga pada data ini dikunjungi. Kami mewawancara 1076 anggota kohort (pengikut / kelompok). Dari sini, kami secara acak memilih 900 untuk studi kesehatan rongga mulut (OHS-97), yang terdiri dari wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai kebiasaan kebersihan mulut, penggunaan layanan dental, dan pemeriksaan dental, untuk menilai kehadiran karies gigi, maloklusi, dan lesi jaringan lunak pada remaja. Kriteria diagnostik untuk karies gigi mengikuti pedoman WHO (WHO, 1997)
888 remaja (98.7%) dievaluasi pada OHS-97 yang dinilai kembali pada 2006 (OHS-06). Mereka diwawancara dan diperiksa untuk melihat kondisi kesehatan rongga mulut, seperti karies gigi, status periodontal, lesi jaringan lunak rongga mulut, dan penggunaan serta kebutuhan protesa gigi.
Hasil dari studi ini menyediakan data mengenai penggunaan dan kebutuhan protesa dental dengan mempertimbangkan adanya ruang prostetik dan rehabilitasinya. Seorang individu yang sama, dalam waktu yang sama dapat membutuhkan dan sedang menggunakan protesa. Penggunaan dan kebutuhan protesa dental dipertimbangkan pada kedua lengkung rahang (atas dan bawah), dengan mengikuti kriteria WHO (WHO, 1997). Karena rendahnya angka individu yang menggunakan protesa dental (n= 15), kami hanya menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan protesa dental. Kami mendikotomi hasil ini, membagi individu yang membutuhkan atau tidak membutuhkan beberaapa jenis protesa dental.
Variabel-variabel independen yang digunakan dalam studi ini diperoleh dari penilaian berbeda yang dibuat pada kelompok ini. Warna kulit yang dilaporkan sendiri diklasifikasikan menjadi orang kulit putih, orang hitam berkulit lebih terang, dan orang hitam berkulit gelap. Untuk pendidikan ibu pada kelahiran anak dibagi menjadi empat kelompok : > 12, 9 hingga 11, 5 hingga 8, dan < 4 tahun. Akses pada suplai air fluoridasi dipastikan melalui ada atau tidaknya air umum pada rumah keluarga saat persalinan / kelahiran anak. Penghasilan keluarga dikumpulkan pada tahun 1982, berdasar pada 5 kategori upah minimum penduduk Brasil (<1, 1-3, 3.1-6, 6.1-10, dan > 10). Sayangnya, informasi tingkat selanjutnya dari penghasilan ini tidak tersedia, karena variabel telah dikumpulkan pada 5 kategori di atas. Untuk mengklasifikasi keluarga menjadi lebih jelas untuk analisa data, kami menemukan bahwa perlu untuk mengelompokkan kembali 5 kategori tersebut. Analisa komponen utama dilakukan untuk 4 variabel yang secara kuat berhubungan dengan kekayaan pada sampel kami – modus pemberian pembayaran perawatan (dana pribadi, gratis untuk umum atau asuransi kesehatan pribadi), pendidikan, tinggi, dan warna kulit ibu. Kelompok-kelompok ini tidak memiliki jumlah individu yang persis sama, karena hubungan dari skor (nilai) yang telah diperoleh. Setelah ini, dalam kategori pendapatan keluarga, tingkatan dua dan tiga dimasukkan dalam satu kategori “tidak-miskin”, sedangkan untuk tingkatan pertama dimasukkan kedalam kategori “miskin” (Barros dkk, 2006).
Pendapatan keluarga pada usia 15 dan 23 dikumpulkan pada tingkat selanjutnya, dan individu dibedakan menjadi tiga kategori. Tingkatan dua dan tiga dimasukkan kedalam kategori “tidak miskin”, sedangkan tingkatan pertama dikategorikan sebagai “miskin”. Kombinasi klasifikasi ini menghasilkan 4 lintasan pendapatan keluarga yang berbeda dari kelahiran hingga usia 15 tahun: (1) mereka yang selalu miskin, (2) mereka yang tidak pernah miskin, (3) mereka yang miskin saat lahir dan kemudian tidak miskin, dan (4) mereka yang tidak miskin saat lahit kemudian menjadi miskin (Barros dkk, 2006).
Pemanfaatan layanan dental (apakah anda pernah pergi ke dokter gigi selama 12 bulan terakhir?) doperjelas pada usia 15 dan 24 tahun. Informasi menerima instruksi kebersihan rongga mulut dari dokter gigi (apakah anda pernah menerima instruksi kebersihan rongga mulut oleh dokter gigi?) dikumpulkan pada usia 15 tahun. Karies gigi pada usia 15 tahun ditentukan melalui indeks DMFT (WHO, 1997) dengan 2 kategori : (1) DMFT yang dibagi menjadi tiga kategori, dan (2) komponen D (lubang) yang dibagi menjadi tiga kategori.
Tim kerja lapangan terdiri dari enam dokter gigi dan empat siswa kedoteran gigi tingkat lanjut dari Universitas federal Pelotas (UFPel). Semua pemeriksa dan pewawancara dilatih dan dikalibrasi sesuai metodologi yang telah dijelaskan sebelumnya (Peres dkk, 2001). Kepercayaan pemeriksa dikalkulasi dengan diukur dan uji sederhana kappa serta koefisien korelasi intra kelas bila sesuai. Nilai terendah adalah 0.06 untuk penggunaan dan kebutuhan protesa dental. Untuk kontrol kualitas data, 10% dari wawancara diulangi dengan versi kuesioner singkat yang dibolehkan untuk kecocokan tingkat kalkulasi.
Perangkat lunak STATA versi 9.0 digunakan untuk analisa. Hubungan antara variabel diuji dengan uji chi-square dan uji chi-square untuk model linear bila sesuai. Pada analisa multivariabel, kami menggunakan regresi Poisson dengan varian kasar / mentah untuk memperkirakan rasio prevalensi dan interval kepercayaan 95%. Kami menggambar kurva karakteristik operasi penerima – Receiver Operating Characteristic (ROC) untuk menentukan prediksi kebutuhan protesa pada usia 24 melalui jumlah gigi lubang pada usia 15.
Dua model teoritis diadopsi untuk analisa multivariabel (gambar 1), dimana variabel independen ditempatkan pada level untuk menentukan jalan masuk analisa statistiknya. Adopsi dua model ini dikarenakan fakta bahwa analisa terpisah diperlukan untuk lintasan sosio - ekonomi (model 1) dan tingkat pendapatan keluarga yang berbeda (model 2).
Proyek ini disetujui oleh Komite Etika UFPel. Semua pemeriksaan dan wawancara individu dilakukan dengan surat persetujuan (informed consent). Individu dengan kebutuhan perawatan dirujuk ke klinik dental pasca sarjana Universitas Federal Pelotas.
Hasil
Secara keseluruhan, 720 individu diperiksa (kisaran respon OHS-97 80%). Kebutuhan protesa dental diamati pada 29.7% individu. Pada lengkung atas, kebutuhan gigi tiruan sebagian cekat – fixed partial denture (FPD) atau gigi tiruan sebagian lepasan – removable partial denture (RPD) untuk menggantikan kehilangan 1 gigi yang paling dominan (7.9%), diikuti dengan FPD dan RPD yang dikombinasikan untuk menggantikan lebih dari 1 gigi hilang (2.4%). Sedangkan pada lengkung bawah, yang paling dominan adalah kebutuhan FPD dan RPD untuk menggantikan 1 elemen gigi (12.3%) dan kombinasi FPD dan RPD untuk menggantikan lebih dari 1 gigi hilang (8.2%). Prevalensi penggunaan protesa dental adalah 2.1%; penggunaan RPD yang paling dominan pada lengkung atas (1.1%), diikuti penggunaan FPD (0.8%). Protesa dental pada lengkung bawah tidak ditemukan pada sampel ini.
Hasil analisa bivarian ditunjukkan pada tabel 1. Kebutuhan protesa dental lebih banyak pada individu yang selalu miskin, yang ibunya memiliki pendidikan lebih rendah, yang tidak menerima instruksi kebersihan rongga mulut sampai usia 15, dan yang memiliki karies dental tertinggi pada usia ini. Selanjutnya, keluarga dengan pendapatan yang lebih rendah saat kelahiran, usia 15, dan 23 tahun dihubungkan dengan kebutuhan protesa dental.
Tabel 1. Hubungan antara kebutuhan protesa dental dan variabel sosio - ekonomi, kesehatan rongga mulut, dan pemanfaatan layanan dental pada sampel dewasa muda usia 24 tahun di Pelatos, RS, Brasil.
Bahkan setelah pengaturan untuk variabel pembaur / pembias, lintasan sosio - ekonomi termiskin sejak kelahiran hingga 15 dihubungkan dengan resiko tertinggi akan kebutuhan protesa dental [PR = 1.56 9CI 95%: 1.08-2.26)], sedangkan ibu dengan level pendidikan tertinggi merupakan faktor protektif (p = 0.023) (tabel 2). Model yang sama menunjukkan bahwa kebutuhan untuk protesa dental lebih banyak pada individu yang tidak pernah menerima instruksi kesehatan rongga mulut dari dokter gigi hingga 15 tahun [RP = 1.64 (CI 95%: 1.11-2.41)] dan yang memiliki indeks karies gigi tertinggi pada usia ini (p < 0.001).
Analisa multivariabel disesuaikan (tabel 2) juga menunjukkan bahwa hanya keluarga dengan pendapatan lebih rendah saat kelahiran tetap dihubungkan dengan kebutuhan protesa dental [PR = 1.37 (1.01-1.860)], sebagai tambahan dari hubungan yang sebelumnya telah ditemukan pada model 1.
Tabel 2. Rasio prevalensi (PR) mentah (c) dan disesuaikan (a) untuk variabel independen dan kebutuhan protesa dental pada individu yang lahir 1982, di Pelatos, RS, Brasil.
Kurva ROC untuk kebutuhan protesa dental melalui gigi berlubang (D) pada usia 15 dari indeks DMFT ditunjukkan pada gambar 2. Area dibawah kurva adalah 0.74. nilai D dengan level sensitivitas dan spesifitas terbaik adalah 3, dengan masing-masing 71.7% dan 66.1%.
Gambar 1. Model teoritik 1 dan 2 untuk analisa kebutuhan protesa dental dan variabel-variabel independen.
Gambar 2. Kurva ROC untuk kebutuhan protesa dental melalui gigi berlubang (D) pada usia 15 dari indeks pada individu yang lahir pada 1982 di Pelatos. Area dibawah kurva adalah 0.7405.
Pembahasan
Terdapat kekurangan yang sangat besar pada studi - studi prevalensi penggunaan dan kebutuhan protesa dental pada populasi dewasa muda dan penentu dominan mereka. Pada studi ini, perbedaan besar ditemukan antara dua hasil ini. Data serupa diamati pada populasi 15 - 19 tahun pada survei kesehatan rongga mulut nasional terakhir yang dilakukan oleh pemerintah Brasil: prevalensi masing-masing 1.88% dan 0.21% untuk penggunaan protesa dental ditemukan pada lengkung atas dan bawah, sedangkan kebutuhan untuk protesa dental adalah 9.23% dan 23.41% (Brasil, 2004).
Permintaan untuk perawatan prostetik tidak secara langsung dihubungkan dengan edentulous dan penyembuhan fungsi mastikasi, dan bervariasi bila diagnosis normatif (dokter gigi) dan pandangan subyektif pasien dibandingkan (walter dkk, 2001). Pada negara yang lebih berkembang, permintaan ini lebih dipengaruhi kebutuhan estetik bila dibandingkan dengan hilangnya beberapa elemen gigi posterior (Narby dkk, 2005). Dalam konteks ini, kehilangan anterior, utamanya pada lengkung atas, cenderung menyebabkan kerusakan besar bila dibandingkan dengan kehilangan gigi pada lengkung bawah, menguatkan penemuan dalam studi kami. Penggunaan dan kebutuhan indeks protesa, yang diadopsi dalam studi ini dan direkomendasikan oleh WHO (1997), hanya mempertimbangkan kebutuhan perawatan normatif, yang dinilai oleh dokter gigi dan bisa melebih-lebihkan perkiraan kebutuhan protesa dental dari sudut pandang populasi.
Hubungan antara faktor sosio - ekonomi dan kondisi kesehatan telah dijelaskan dalam literatur. Masyarakat dengan tingkat sosio - ekonomi tertinggi memperlihatkan indikator kesehatan yang lebih baik, termasuk kebutuhan untuk protesa dental (Lynch dan Kaplan, 2000; Kim dkk 2007). Pengamatan lintasan sosio - ekonomi adalah bentuk dinamis untuk mengamati dan menilai pengaruh perubahan tingkat sosio - ekonomi pada status kesehatan populasi. Penemuan dalam studi ini sesuai dengan dua studi kesehatan rongga mulut pada kohort (kelompok) kelahiran, yang melaporkan kondisi rongga mulut terburuk pada orang yang tetap pada kemiskinan selama perjalanan-hidup (Thomson dkk 2004; Peres dkk 2007). Selanjutnya, variabel sosio - ekonomi lain saat kelahiran, misalnya pemasukan keluarga dan tingkat pendidikan ibu, menunjukkan hubungan dengan kebutuhan protesa dental. Tingkat pendidikan ibu merupakan indikator sosio - ekonomi yang kuat, karena hal ini normalnya dibarengi kondisi kerja, upah dan rumah yang lebih baik (Lynch dan kaplan, 2000). Studi terakhir dalam kohort kelahiran menunjukkan pemasukan keluarga saat kelahiran memiliki pengaruh penting pada kondisi kesehatan rongga mulut selama perjalanan-hidup, bahkan saat menghadapi perubahan status sosio - ekonomi (Thomson dkk, 2004; Peres dkk 2007), memperkuat penemuan pada studi ini, dimana hanya pendapatan keluarga saat kelahiran yang tetap berhubungan secara negatif dengan kebutuhan protesa dental setelah penyesuaian.
Sebagaimana pemanfaatan layanan dental, menerima instruksi kesehatan oral dari dokter gigi hingga usia 15 menunjukkan hubungan dengan kebutuhan perawatan prostetik, sedangkan pemanfaatan layanan dental pada tahun terakhir saat usia 15 dan 24 tahun tidak berhubungan. Penemuan kami menguatkan pentingnya promosi kesehatan rongga mulut pendekatan karies gigi, bukannya pendekatan yang berfokus pada kebutuhan perawatan individu (Editorial, 2009). Hingga akhirnya mengarah pada siklus restoratif (Elderton, 2003) dan , sebagai akibat kehilangan gigi dan kebutuhan untuk protesa dental.
Setelah menganalisa kurva ROC untuk gigi berlubang dan kebutuhan protesa dental, kami dapat menyatakan bahwa kehadiran karies dental yang tidak dirawat saat usia 15 tahun adalah prediktor moderat/sedang untuk kebutuhan protesa dental pada masa dewasa. Karies gigi adalah proses dinamis dan progresif (Broadbent dkk 2008), dimana pencegahan dapat dilakukan pada tiap tahap perkembangannya (Selwitz dkk, 2007). Hasil kami menyediakan bukti kegagalan sistem kesehatan dalam mencegat proses ini, utamanya bila sistem publik dimasukkan dalam hitungan, karena fakta bahwa karies gigi adalah penyakit yang secara kuat mempengaruhi populasi miskin (Peres dkk, 2005).
Penyelidikan kondisi kesehatan selama perjalanan hidup membantu untuk memahami dan mengevaluasi pengaruh variabel biologi dan sosial pada usia hidup berbeda dalam beberapa kejadian hasil (Thomson dkk 2004).
Studi ini dilakukan pada kohort kelahiran yang diamati secara reguler sejak 1982 (Victoria dan barros, 2006), yang membuat studi ini kurang rentan terhadap informasi bias. Pengulangan yang tinggi, beberapa data hilang, serta pemeriksa dan pewawancara buta menguatkan validitas internal studi. Hasil studi ini mendukung hipotesa bahwa penentu sosio - ekonomi, perilaku, dan klinis berhubungan dengan kebutuhan protesa dental. Penemuan ini mengindikasikan bahwa strategi umum dan spesifik harus didesain untuk : (1) mengurangi perbedaan sosio - ekonomi: (2) mengembangkan program pendidikan berbasis aksi preventif pada level kolektif dan indivisu, untuk mencegah karies gigi, penyebab utama kehilangan gigi; dan (3) meningkatkan akses populasi pada perawatan rehabilitasi dental bila dibutuhkan.